1. Pelajaran Berlari, Kelinci mendapatkan score tertinggi disusul oleh tupai. Bebek dan elang mendapatkan nilai terendah dan seringkali terkena marah karena selalu gagal mencapai finish dalam waktu yang ditentukan;
2. Pelajaran berenang, Bebek mendapat score tertinggi disusul kelinci, yang sdh berusaha untuk menggerakkan kakinya agar bisa maju. Sedangkan Elang terkena paru2 basah. Tupai selalu dihukum karena takut air;
3. Pelajaran Memanjat, Tupai menjadi juara. Kelinci dan bebek selalu gagal mencapai puncak pohon. Elang selalu membuat frustasi, karena mencapai puncak bukan dengan cara yang sudah diajarkan;
4. Pelajaran Terbang, elang menjadi Juara, Bebek walaupun terbang, tapi selalu tertinggal. Kelinci dan Tupai selalu dianggap murid bodoh, karena tidak bisa berprestasi walaupun sampai patah kaki.
Berikan tanggapan anda terhadap cara yang dilakukan oleh sekolah tersebut apakah cara yang TEPAT atau cara yang TIDAK TEPAT dalam meningkatkan potensi para hawan yang akan bertanding! Berikan keterangan tanggapan Anda!
Jawaban:
Semua orang itu jenius. Tapi jika kita menilai ikan dari caranya memanjat pohon, maka selamanya ikan itu akan merasa bodoh. Begitu kata Einstein beberapa dekade lalu.
Jika kita menilik sejarah didirikannya sekolah, maka kita tentu kecewa karena mulanya sekolah dibuat untuk memenuhi kebutuhan pegawai pabrik. Mereka dilatih dan diajar di dalam kelas dengan cara, materi, metode, dan pengembangan yang sama karena memang tujuan mereka sama; memenuhi kuota pekerja pabrik.
Ternyata pola sekolah semacam ini dipakai sampai sekarang. Sebuah video menarik memperlihatkan alat komunikasi jaman dulu yang masih memakai tombol putar, dan kemudian memperlihatkan alat komunikasi jaman sekarang yang bahkan tidak memiliki tombol, hanya layar seutuhnya. Setelah itu memperlihatkan suasana kelas ratusan tahun lalu, dan kemudian suasana kelas jaman sekarang. Mirisnya, suasananya masih sama; bangku, meja, dan papan tulis dengan seorang guru mengajar di depan kelas.